Seuri's Blog

Hi, kawan-kawan sekalian. Kali ini saya mau bercerita mengenai salah satu film horror dari negeri jiran (Malaysia), sebelumnya saya meminta maaf apabila ada kata-kata atau penjelasannya yang salah, soalnya saya juga tidak terlalu tau tentang bahasa Malaysia (Malay) hehe. Langsung saja, adapun judul filmnya “Enam/ 6”.   Source: Google Jadi film ini diceritakan terdapat sebuah pasangan (mereka belum menikah) dimana sang lelaki merupakan seorang duda dan sudah memiliki seorang anak bernama Denis. Sepertinya Denis kurang suka dengan pacar dari ayahnya itu, karena setiap kali diajak berbicara dengan pacar ayahnya Denis tampak cuek. Mereka bermaksud untuk menginap di sebuah hotel untuk dua malam dan mereka mendapatkan kamar di lantai enam/ 6.  Denis dan pacar ayahnya Perilaku receptionist hotel tersebut tampak sedikit aneh menurut saya, ia mengatakan kalau semua kamar telah penuh dan tinggal kamar yang berada di lantai 6 saja yang kosong ditambah saat ayah Denis meminta

Hi,.. Uris..gimana kabar? semoga kabar baik ya? ngomong-ngomong kapan terakhir nonton ke bioskop nih hehe. Yang udah lama ga ke bioskop boleh lah sekali-kali bioskopnya diampirin. kaya biasa aja nih saya mau kasih kalian sinopsis film horror terbaru yang mau saya review judulnya "A Quiet Place (2018)" Source: Google Pertama-tama satu hal yang mau saya katakan tentang film ini emang bener-bener unpredictable banget, saya fikir film ini berbau paranormal, poltergeist atau semacam exorcist gitu tapi ternyata bukan dan yang lebih membuat saya tercengang itu ternyata dalam film ini pemerannya jarang/ hampir ga pernah ngomong ya sekitar 20% aja mereka ngomong, karena sesuai dengan tulisan di poster "if they hear you, they hunt you"  dimana kalau kalian mengeluarkan suara kalian bisa mati. Loh kok bisa???....ya bisa... Jadi dalam film ini menceritakan sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, seorang puteri dan dua orang putera yang masih kecil. Merek

Hi.. apa kabar kalian, semoga baik ya hari ini. Yang namanya nonton film itu pasti memiliki keseruan sendiri ya kan? apalagi kalo nontonnya film horror, bareng doi hehe pasti tambah seneng kan. Kali ini saya mau bahas film sequel yang satu ini sejenis film Annabelle, Chucky, The boy, ya mereka mungkin masih satu squat guys, ya apalagi kalau bukan si Robert the Doll. Film ini diadaptasi dari sebuah boneka nyata kaya kisahnya Annabelle dan boneka asli robert kini disimpan dalam sebuah etalase kaca di Museum Fort East Martello di Key West, Florida, AS . Robert the Doll (real) Source: Google Filmnya mengenai Robert ini juga udah lumayan banyak setau saya ada Robert the Doll (2015), The Curse of Robert the Doll (2016) dan yang ini yang mau kita bahas The Revenge of Robert the Doll (2018). Waduh liat posternya aja udah bikin ngeri ya, liat aja tulisan dibawahnya "KILLING IS CHILDS PLAY" yang artinya membunuh adalah permainan anak-anak, so basically film ini b

Hi,,hi! Apa kabar, udah lama ga nulis di blog ini. Sorry hhh soalnya lagi sibuk skripsi sebentar lagi selesai, doain ya semoga skripsi lancar dan bisa wisuda tahun ini hehe. Kali ini saya mau bahas film yang bertemakan hiu, bahasnya garis besarnya aja ya yang jelas film ini patut ditonton nantinya, ya paling tidak bisa buat nemenin malming. Judul filmnya itu “Deep Blue Sea 2” ya kemungkinan film ini merupakan sequel dari judul film yang sama yang tayang tahun 1999, tapi yang mau kita bahas ialah  “Deep Blue Sea 2” tahun 2018. Source: Google Jadi film ini menceritakan Misty seorang wanita ahli kelautan yang diundang oleh seorang ilmuwan yang bernama Carl Durant yang memiliki sebuah proyek rahasia dengan menggunakan hiu sebagai objeknya. Durant sangat terobsesi menjadikan hiu menjadi binatang yang cerdas dan memiliki intelegent layaknya manusia dengan menyuntikan serum, tak tanggung-tanggung hiu yang digunakan oleh ilmuwan tersebut merupakan hiu yang ganas, yaitu hiu banteng. 

BAB I PENDAHULUAN A.      Latar Belakang Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak negara. Pengobatan komplementer atau alternative menjadi bagian penting dalam pelayanan kesehatan. Klien yang menggunakan terapi komplementer memiliki beberapa alasan. Salah satu alasannya adalah filosofi holistic pada terapi komplementer, yaitu adanya harmoni dalam diri dan promosi kesehatan dalam terapi komplementer. Alasan lainnya karena klien terlibat untuk pengambilan keputusan dalam pengobatan dan peningkatan kualitas hidup dibandingkan sebelumnya (Widyatuti, 2008). Terapi non farmakologis dapat digunakan sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan farmakologis (obat anti hipertensi) yang lebih baik (Dalimartha, 2008). Masyarakat luas saat ini mulai beralih dari pengobatan modern (Medis) ke pengobatan komplementer, meskipun pemgobatan modern juga sangat popular di perbincangkan di kalangan masyarakat, sebagai contoh banyak masyarakat yang memilih